Tuesday, November 29, 2011

Merpati Putih

Merpati,
bicarakan gundah ini padanya.
khabarkan betapa hati ini menanggung rindu.
rindu sebuah senyuman yang dulunya terukir indah.

Merpati,
tanyakan khabarnya, mengapa diam seribu bahasa.
katakan aku di sini tetap menunggu.
menunggu sebuah janji yang tak terucap.

Merpati,
bawa sekali angin yang memupuk bayu,
biar menyentuh lembut pipinya.
pujuk hatinya, kerana aku tak bisa ada di sisi.

Merpati,
terbang lekas bawa berita.

Wednesday, November 23, 2011

Bicara Pada Angin

sini, mari sini, kesat air mata dan mari ceritakan semua.

*lemah mengatur langkah, rebah ke pangkuan dengan sisa air mata.

khabarkan isi hati yang dari tadi menganggu jiwa, biar diluah semua, jangan dibiar membelenggu hati.

bibir tersenyum mesra, bicara yang indah belaka, suara tertawa riang, tapi sayang hati tak merasa.

mengapa dibiar memori bersarang dijiwa, sudahlah, jangan ditahan, buangkan semua cerita lama.

mulut senang bicara, mengarah lagaknya raja, tapi bahu yang memikul sudah lemah tak bermaya.

mana dia semangat yang dulunya lantang menongkah arus ? meskipun di depan taufan melanda, badan sudah longlai cuba bertahan, namun tetap setia, sedikit pun tidak berganjak .

masakan dengan hanya mata yang memandang mampu menanggung beban yang terpahat di jiwa orang yang merasa ? usah ditanya mana dia semangat, bila jasad yang berada di depan mata umpama ruang kosong yang sudah lama mati. pandang tepat ke anak mata, dan rasakan sendiri ruang kosng yang ada.

bercerita umpama beban dunia di galas sendiri.

ini yang perlu dibayar bila sudah terlalu lama memendam rasa.

buka ruang.

maaf, hati ini terlalu rapuh. dan ketakutan yang paling ampuh adalah kehilangan.
aku takut, terlalu takut..